Rabu, 23 Februari 2011
Asal Mula The Jak Vs Viking
Banyak yang tidak tahu dan bertanya, bagaimana sebenarnya permusuhan Viking dengan the jak bermula. Mengapa timbul rasa benci dalam benak masing-masing dari mereka. Hingga kini, keduanya masih saja berseteru. Bahkan semakin meruncing.
Penyebabnya sepele dan manusiawi, rasa iri. Iri hati dan sirik inilah yang membuat keduanya bermusuhan. Rentang waktu 1985 hingga 1995 adalah masa keemasan Persib. Sementara Viking yang berdiri tahun 1993 begitu setia mendukung klub kebanggaan warga Jawa Barat itu. Dimanapun Persib bermain, disana pasti ada Viking. Termasuk jika bermain di Jakarta. Semua menjadi lautan biru.
Inilah yang membuat anak muda ibukota iri. Selain kejayaan Persib kala itu, kesetiaan Viking membuat hati mereka panas. Saat itu muda-mudi betawi baru mampu membentuk kolompok kecil bernama Persija Fans Club. Walaupun begitu, kebesarkepalaan mereka sudah sangat menjadi. Hingga terjadilah insiden di stadion Menteng. Saat Persija menjamu Maung Bandung pada Liga Indonesia ke-2. Viking membirukan Ibukota dengan sekitar 9000 anggotanya. Sementara Persija Fans Club hanya berjumlah tak lebih dari 1000 orang. Rupanya bocah-bocah betawi itu tak rela kandangnya dikuasai supporter kota lain. Mereka pun membuat ulah. Seakan lupa jumlah mereka tak lebih dari 10% anak-anak Bandung. Hingga akhirnya, mereka mendapatkan akibatnya. Dengan kuantitas yang hanya satu tribun VIP, lemparan batu diarahkan Viking pada lokasi mereka menonton. Dan itu dilakukan Viking di Jakarta. Hal yang tidak berani dilakukan bocah Jakarta di Kota Kembang.
Singkat cerita, pada tahun 1997, muda-mudi ibukota ikut-ikutan membentuk perkumpulan supporter. Mereka menamakannya the jakmania.
Kebodohan the jak terekspos keseluruh negeri ketika mereka tak berdaya menghadapi Viking dalam kuis Siapa Berani. Kuis yang menguji wawasan dan kemampuan berpikir. Itu merupakan edisi khusus kuis Siapa Berani, edisi supporter sepak bola. Menghadirkan Viking, the jak, Pasoepati (Solo), Aremania, dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Pemenangnya, Viking. Perwakilan Viking berhasil melewati babak bonus dan berhak atas uang tunai 10 juta rupiah.
Seperti biasanya, rasa iri dari the jak muncul. Malu dikalahkan di kotanya sendiri, ketua the jak saat itu, Ferry Indra Syarif memukul Ali, seorang Viker yang menjadi pemenang kuis. Sungguh perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua. Ketuanya saja begitu, apalagi anak buahnya?
Kejadian itu terjadi di kantin Indosiar, ketika dilangsungkannya acara pemberian hadiah. Kontan keributan sempat terjadi, namun berhasil diatasi.
Kesirikan the jak tak sampai disitu. Mereka menghadang rombongan Viking dalam perjalanan pulang menuju Bandung, tepatnya di pintu tol Tomang. Anak-anak Bandung yang berjumlah 60 orang pulang dengan menggunakan dua mobil Mitsubishi Colt milik Indosiar dan satu mobil Dalmas milik kepolisian. Ketiga mobil ini dihadang sebuah Carry abu-abu. Dua lolos, namun nahas bagi salah satu Mitsubishi Colt yang ditumpangi para anggota Viking. Mobil itu terperangkap gerombolan the jak. Kontan, mobil dirusak, Viking disiksa, dan uang para pendukung pangeran biru itu pun dijarah. Termasuk handphone dan dompet mereka.
Tercatat sembilan anggota Viking mengalami luka-luka. Tiga diantaranya terluka parah. Namun sayang, pihak kepolisian lamban dalam menyelesaikan kasus ini. Termasuk dalam menangkap the jak yang merampok dan menganiaya anggota Viking Persib Club.
Hingga saat ini perseteruan kedua kelompok supporter itu masih terus berlanjut. Viking, yang bersahabat karib dengan klub penggemar sepak bola lainnya ( Bonek, Sakera, Blue Devil, The Lobster, Persikmania, Kampak FC,dll. ) tidak akan pernah berbesar kepala. Viking akan menjaga persahabatan itu sampai kapanpun. Persija pun iri dan ingin menggoyahkan persahabatan ini. Tapi Persija tidak berhasil. Sampai kapanpun kita akan satu...
Arti Viking
Melihat rangkaian sejarah perjalanan Viking Persib Club, maka para Vikers (anggotanya) akan selalu bercermin pada perjalanan Persib Bandung dalam mengarungi Samudra kompetisi sepakbola Indonesia, baik pada saat Kompetisi Perserikatan maupun pada saat Liga Indonesia. Berawal dari perjalanan prestasi “Sang Maung Bandung” yang begitu membanggakan dan menggetarkan dunia persepakbolaan Indonesia, khususnya pada dekade 1985 hingga dekade 1995, dimana Persib mampu memberikan suatu kebanggaan kepada para pencintanya, dengan tampil lima kali berturut-turut pada partai final Piala Presiden (Perserikatan kala itu), dan tiga kali diantaranya Persib berhasil tampil sebagai “Kampioen”, yang kemudian berlanjut dengan merebut gelar “Juara” untuk pertama kalinya pada kompetisi format baru, yaitu Liga Indonesia. “Totalitas” yang telah diberikan oleh Persib kepada para pencintanya, kemudian dijawab kembali dengan “Totalitas” oleh sekelompok Pendukung Fanatik Persib yang kala itu sering menempati Tribun Selatan Stadion Siliwangi. Tercetuslah ide untuk membentuk sebuah kelompok Bobotoh demi melestarikan dan menjaga kebesaran nama Persib, disamping untuk menyatukan aspirasi serta kesamaan rasa cinta kepada “Sang Idola” Persib Bandung.
Melalui beberapa kali pertemuan yang cukup alot dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah sebuah kesepakatan bersama. Tepatnya pada Tanggal 17 Juli 1993, disebuah rumah dibahu jalan Kancra no. 34, diikrarkanlah sebuah kelompok Bobotoh dengan nama ….. VIKING PERSIB CLUB. Adapun pelopor dari pendiriannya antara lain ; Ayi Beutik, Heru Joko, Dodi “Pesa” Rokhdian, Hendra Bule, dan Aris Primat dengan dihadiri oleh beberapa Pioner Viking Persib Club lainnya, yang hingga kini masih tetap aktif dalam kepengurusan Viking Persib Club.
Nama VIKING diambil dari nama sebuah suku bangsa yang mendiami kawasan skandinavia di Eropa Utara. Suku bangsa tersebut dikenal dengan sifat yang keras, berani, gigih, solid, patriotis, berjiwa penakluk, pantang menyerah, serta senang menjelajah. Karakter dan semangat itulah yang mendasari “Pengadopsian” nama VIKING kedalam nama kelompok yang telah dibentuk.
Secara demonstratif, Viking Persib Club pertama kali mulai menunjukan eksistensinya pada Liga Indonesia I -- tahun 1993, yang digemborkan sebagai kompetisi semi professional pertama di Tanah Air kita. Slogan “PERSIB SANG PENAKLUK” begitu dominan terlihat pada salah satu atribut yang dipakai anggotanya.
Perjalanan waktu, kebersamaan, hubungan pertemanan, serta kesamaan rasa cinta yang telah terbina, pada akhirnya telah menjadikan Viking Persib Club sanggup bertahan hingga saat ini, bahkan semakin berkembang dan menyebar ke berbagai wilayah nusantara.
Idealisme Viking Persib Club
Viking Persib Club adalah sebuah kelompok bukanlah organisasi atau fans club dengan segala aturan-aturan formal yang mengikatnya. Setiap anggota atau Vikers adalah bagian dari sebuah “Keluarga”, …. Dan layaknya sebuah Keluarga, keberagaman sifat dan tingkah laku yang berada didalamnya adalah merupakan sesuatu hal yang lumrah, dan Viking akan selalu berusaha untuk mengakomodir keberagaman tersebut.
Kelompok Suporter dapat dikatakan sebagai kelompok sosial, karena didalamnya terdapat sekumpulan individu yang berinteraksi secara bersama-sama serta memiliki kesadaran keanggotaan yang didasarkan oleh kehendak dan prilaku yang disepakati. Seperti kebanyakan kelompok-kelompok Bobotoh lainnya yang turut terlahir sama seperti halnya Viking Persib Club, yaitu secara Grass Root (dari arus bawah), maka Viking Persib Club memiliki cara atau cirri khas dalam menyikapi setiap permasalahan anggotanya. Hubungan pertemanan dan kekeluargaan yang tulus, erat tanpa pamrih serta rasa persaudaraan yang tinggi menjadi modal yang kuat bagi VIKING untuk terus eksis selama beberapa dekade.
Keanggotaan Viking Persib Club yang semakin besar, jelas menuntut sebuah tanggung jawab serta pengaturan yang sedemikian rupa secara professional, agar dapat lebih terukur dari segi pendataan, keuangan, rutinitas maupun manajerial, yang tentu saja membawa dampak tanggung jawab yang sangat besar bagi kepengurusan Viking Persib Club. Namun tentu saja semua formalitas tersebut tidak akan menghilangkan warna, ciri khas serta karakter Viking Persib Club. “Viking tetaplah Viking! Dia harus bercirikan kedekatan yang tulus antar anggotanya dan berkarakter sebagai sebuah keluarga ataupun pertemanan”
Viking Persib Club murni lahir secara independen berdasarkan inisiatif dari para Bobotoh dari golongan grass root. Dalam pandangan Viking, supporter tidak hanya berperan sebagai “tukang sorak” saat menyaksikan dan mendukung kesebelasan kesayangannya, tetapi peran supporter harus lebih dari itu! Dia harus menjadi pembangkit semangat saat tim kesayangannya jatuh bangun menunaikan tugasnya dilapangan. Supporter juga harus menjadi kekuatan tambahan bagi para pemain dilapangan, …… intinya, supporter harus menjadi pemain ke-12! Dan VIKING ingin menjadi pemain ke-12 bagi PERSIB serta menjadi supporter yang selalu ada untuk PERSIB di dalam dan luar lapangan.
Pada saat ini, …… ketika sepakbola sudah menjadi industri, Peranan Bobotoh buat PERSIB pun menjadi berkembang tidak hanya sebagai objek pelengkap saja. Bobotoh seharusnya menjadi bagian dari prestasi dan keberhasilan yang dicapai oleh PERSIB. Berangkat dari sana, ….. Viking Persib Club pun mulai mengembangkan sayapnya dalam berbagai bentuk aktualisasi diri, mulai dari peningkatan pengkoordiniran massa dengan dibentuknya “distrik” di berbagai wilayah pada kantung-kantung Bobotoh, Penjualan Merchandise, pembuatan album kompilasi Persib, baksos, acara-acara yg bersifat positif, hingga tour organizer yang menyelenggarakan pemberangkatan rombongan Bobotoh ketika mendukung PERSIB apabila bermain tandang.
Kepemimpinan & Kepengurusan Viking Persib Club
Sejak awal berdirinya hingga saat ini, ….. Viking Persib Club diketuai oleh Heru Joko, dengan Panglima --- Ayi Beutik. Pertanyaan yang muncul, ……. Mengapa harus ada figur panglima? Jawabannya singkat saja, karena Bobotoh terikat secara emosional, dan mereka mengikatkan diri kepada PERSIB dan juga kepada sesama pendukung Persib. Kata Panglima disini adalah sosok “Ibu” dalam keluarga, pengasuh bagi anak-anaknya, sosok yang memimpin serta melindungi para anggota apabila terjadi sesuatu dilapangan. Sedangkan jabatan Ketua Umum yang disandang Heru Joko, adalah sebagai figure kharismatik yang memiliki fungsi politis keluar organisasi atau kelompok lain. Lain halnya dengan Yoedi Baduy yang menjabat sebagai Sekretaris Umum, ia mengelola dan mengkoordinir segala bentuk kegiatan secara administratif. Bisa dikatakan ketiganya adalah pemimpin atau leader Viking Persib Club, yang tentu saja ditopang oleh pentolan-pentolan Viking Persib Club yang lainnya, seperti ; Yana Ewok, Asep “Ucok”, Yana Bool (Mr. Y), Dadan Gareng, Boseng, Odoy, Pesa dan Hendra Bule.
Dan yang tak kalah pentingnya lagi, …… kontribusi Distrik-distrik Viking Persib Club yang saat ini sudah tersebar diberbagai wilayah, seolah menjadi elemen penting lainnya bagi pendobrak berkembangnya Viking Persib Club dewasa ini
Sejarah Persija
Data Club
Nama Klub : Persija Jakarta
Julukan : Macan Kemayoran
Berdiri : Jakarta, 28 November 1928
Alamat : Graha Wisata Gelanggang Olahraga Ragunan
Lt. 2 Pasar Minggu, Jaksel
Stadion : std. Gelora Bung Karno, Senayan & std. Lebak Bulus
Kapasitas : 88.000 & 15.000
Suporter : The Jakmania
Persija adalah singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Jakarta, sebuah klub sepakbola profesional yang ebrbasis di Jakarta.
Saat ini, tim berjuluk Macan Kemayoran merupakan salah satu kontestan Superliga 2009/10. Kompetisi kasta tertinggi di pentas sepakbola nasional yang baru pertama kali digulirkan musim ini.
Didirikan pada tahun 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ), tim ini adalah merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan persatuan sepakbola seluruh Indonesia (PSSI).
Hal itu ditandai dengan keikutsertaan wakil VIJ Mr Soekardi, dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta pada Sabtu 19 April 1930.
Sejarah Awal Terbentuknya Klub Persija Jakarta
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra). Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada. Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau harus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija "baru" itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
Persija
Sempat menjadi jawara di era Perserikatan, klub ini semakin bersinar di era sepakbola profesional, setelah mendapat dukungan dan perhatian yang besar dari Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso kala itu.
Sayang seiring dengan lengsernya pria yang akrab di sapa Bang Yos itu, maka kondisi keuangan Persija menjadi tidak jelas. Hal itu setelah dana Anggaran dan Pendapatan Belaja Daerah (APBD) DKI Jakarta yang selama ini menopang kehidupan tim, tak lagi bisa dinikmati.
Akibatnya Persija mengalami krisis finansial yang hingga saat ini masih terus dialami tim yang memiliki pendukung fanatik yang cukup besar bernama Jak Mania.
Suporter
PERSIJA memiliki suporter fanatik dan sangat militan The Jakmania. The Jakmania adalah salah satu supporter terbesar dan terbaik di Indonesia. The Jakmania juga mempunyai beberapa komunitas dibawahnya. Seperti Ultras Persija, Orang Oren (O2), Jak Kaskus, Tiger Boys, Orange Street Boys, Jak Angel, Jak Scooter, Jakventure, Jak Online, Jak On Air, Jak School, Jakampus, Jakantor, Onthel Oren, dll.
The Jakmania tidak hanya berada di daerah Jakarta saja. Tetapi diluar Jakarta pun sudah ada,seperti Jak Semarang, Jak Jogjakarta, Jak Karawang, Jak Depok, Jak Bogor, Jak Solo, bahkan Jak Surabaya ataupun Jak Bandung yang sebetulnya berada di daerah "lawan".
Kelompok suporter yang bercirikan warna orange ini pernah menjadi supporter terfavorit 2003 versi sepakbola award-ANTV dan supporter terbaik 2008 dalam Piala Indonesia.
Sejarah Inter Milan
Klub ini didirikan pada 9 Maret 1908 mengikuti pecahnya dari Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Criket and Football Club), yang sekarang lebih dikenal dengan nama AC Milan. Sebuah grup terdiri dari orang-orang Italia dan Swiss tidak terlalu suka akan dominasi orang-orang Inggris & Italia di AC Milan dan mereka memutuskan untuk memecahkan diri dari AC Milan. Nama Internazionale diambil dari keinginan pendiri-pendirinya untuk membuat satu klub yang terdiri dari banyak pemain dari negara-negara luar.
Klub ini memenangkan juaranya di tahun 1910 dan yang kedua di tahun 1920. Selama waktu perang, klub ini dipaksa untuk mengganti namanya menjadi Ambrosiana-Inter untuk menyesuaikan diri dengan kepemimpinan Benito Mussolini. Walaupun demikian, Inter masih tetap bisa memenangkan trofi ketiga mereka di tahun 1930. Mengikuti itu, trofi keempat dimenangkan di tahun 1938, Inter pertama kali memenangkan Copa Italia (Piala Italia) di tahun 1940 dan di tahun yang sama, mereka memenangkan trofi kelima mereka. Sejak tahun 1942 sampai sekarang, nama Ambrosiana-Inter tidak pernah dipakai lagi dan mereka memakai nama asli mereka, Internazionale Milano.
Setelah masa perang, Inter memenangi gelar Seri A lagi pada tahun 1953 dan yang ketujuh di tahun 1954. Setelah memenangi beberapa trofi ini, Inter memasuki masa keemasan mereka yang disebut La Grande Inter. Selama masa keemasan mereka, Inter memenangkan tiga trofi di tahun 1963, 1965, dan 1966. Pada waktu ini, Inter juga terkenal dengan kemenangan Piala Eropa dua kali berturut-turut. Di tahun 1963, Inter memenangkan trofi Piala Eropa mereka setelah mengalahkan klub terkenal Real Madrid. Musim selanjutnya, bermain di kandang mereka sendiri, Inter memenangkan trofi Piala Eropa untuk kedua kalinya setelah mengalahkan klub dari Portugal, Benfica.
Setelah masa keemasan di tahun 1960, Inter berhasil untuk memenangkan gelar mereka kesebelas kalinya di tahun 1971 dan kedua belas kalinya di tahun 1980. Pada tahun 1970 dan 1980, Inter juga memenangi dua trofi Piala Italia di tahun 1978 dan 1982. Inter berhasil meraih gelar scudetto mereka yg ke tigabelas kali pada tahun 1989 dan membutuhkan waktu yg sangat panjang hingga 17 tahun hingga mereka dapat memenanginya lagi pada tahun 2006, tetapi melalui cara yg lain dari biasa atau yg mereka sebut dengan "Scudetto of Honesty" (juara dari kejujuran), karena mereka tidak terbukti bersalah dalam skandal "calciopoli" yg ikut menyeret beberapa klub besar italia yg terbukti bersalah dan mendapat penalti pengurangan poin juga pencopotan gelar bagi juara sebelumnya. Baru pada tahun selanjutnya atau 2007 Inter berhasil menjadi juara bertahan, sekaligus menorehkan rekor dengan 17 kemenangan beruntun di kompetisi lokal.
Gelar ini membuat Inter dengan 15 kali juara di peringkat ketiga dalam jumlah gelar kompetisi Seri A, di bawah Juventus dengan 27 kali dan AC Milan dengan 17 kali. Biarpun begitu Inter adalah satu-satunya tim Seri A yg belum pernah terdegradasi terhitung dari sejak Seri A bergulir, karena itu di dalam lagu kebangsaan nya yg berjudul C'e solo l'Inter (hanya ada Inter satu-satunya) disebutkan bahwa Inter mempunyai gen Seri A dan tidak mengenal Seri lainnya.
Internazionale juga memenangi Piala UEFA mereka tiga kali. Pertama di musim 1990/1991 melawan AS Roma/ Di musim 1993/1994, Inter meraih gelar Piala UEFA dengan mengalahkan klub Austria Casino Salzburg. Di kemenangan Piala UEFA mereka untuk ketiga kalinya, Inter mengalahkan SS Lazio di Parc des Princes, Paris.
Sejarah Ac Milan
Pada 16 Desember 1899, Alfred Edwards dan Herbert Kilpin membentuk sebuah klub olahraga yang dinamai Milan Cricket and Football Club.
Saat itu, memang banyak pedagang Inggris yang membuat klub sepakbola di Italia karena euforia sepakbola di negerinya sendiri. Penamaannya sendiri merupakan pelafalan nama kota dalam bahasa Inggris, karena aslinya nama kota tersebut adalah Milano.
Edwards adalah seorang mantan wakil konsul Inggris di Milan, dan sangat populer di kota tersebut. Beliau adalah presiden klub pertama yang terpilih. Cricket dan sepak bola adalah dua jenis olahraga yang sangat berkembang pada waktu itu. Klub kricket dipegang oleh Edward Berra dan sepak bola dipegang oleh David Allison.
Rossoneri
Warna merah dan hitam dipilih sebagai warna kostum klub oleh David Allison. Dari warna itulah muncul julukan rossoneri (rosso = merah, nero = hitam). Warna ini dipilih karena dianggap mewakili semangat berapi-api dan tak takut menantang tim mana pun. Sementara, lambang klub diambil dari lambang kota Milano dengan singkatan ACM dan pada 1899 sebagai tahun berdirinya klub.
Tim pertama ditangani oleh pelatih Herbert Kilpin. Mereka menggunakan stadion San Siro. Penyebutan nama San Siro digunakan oleh suporter AC Milan, sementara sebutan Guiseppe Meazza digunakan oleh pendukung Intermilan, walaupun sebenarnya kedua stadion itu sama. Penggunaan nama Guiseppe Meazza oleh pendukung Intermilan karena itu adalah nama pemain bintang dari klub tersebut.
Pada 1900, mereka memenangkan trofi pertama yang bertajuk Medaglia del Re (Medali Raja). Kemudian, 1901, 1906, dan 1907 mereka memenangkan liga nasional. Mulai memasuki 1908, petinggi Milan (sebutan singkat nama klub) mempertimbangkan untuk pemakaian pemain asing. Hal tersebut yang memicu perpecahan. Beberapa pemain hengkang dari klub dan mendirikan FC Internazionale Milano atau yang dikenal sebagai Intermilan.
Pada 1916, Milan memenangkan piala nasional yang telah berganti nama menjadi Liga Italia. Namun, kemenangan mereka dibatalkan karena pecahnya Perang Dunia I. Pada 1919, tim ini berganti nama menjadi Milan Football Club. Setelah kemenangan pertama pada tahun itu, mereka tidak bisa melanjutkan kejayaannya, walaupun tetap bermain di Serie A.
Rezim Fasis
Pada 1939, rezim fasis menerapkan kebijakan italianisasi. Artinya, semua nama tempat, simbol, atau apa pun harus menggunakan bahasa Italia. Itulah sebabnya klub ini berganti nama menjadi Associazione Calcio Milano.
Setelah Perang Dunia II berakhir, rezim fasis runtuh, nama tersebut ditinggalkan. Awalan ‘Associazione Calcio’ tetap digunakan, sedangkan nama ‘Milan’ sebagai nama klub dikembalikan semula. Sejak itu, nama klub AC Milan tetap bertahan sampai sekarang.
Sampai saat ini, Milan merupakan salah satu klub tersukses di Italia, bahkan dunia. Klub ini telah memenangkan 17 kali juara Serie A (scudetto), 5 kali juara Coppa Italia, 5 kali Piala Super Italia, 7 kali trofi Liga Champions, 4 kali Piala Super Eropa, dan 3 kali Piala Interkontinental.
Saat itu, memang banyak pedagang Inggris yang membuat klub sepakbola di Italia karena euforia sepakbola di negerinya sendiri. Penamaannya sendiri merupakan pelafalan nama kota dalam bahasa Inggris, karena aslinya nama kota tersebut adalah Milano.
Edwards adalah seorang mantan wakil konsul Inggris di Milan, dan sangat populer di kota tersebut. Beliau adalah presiden klub pertama yang terpilih. Cricket dan sepak bola adalah dua jenis olahraga yang sangat berkembang pada waktu itu. Klub kricket dipegang oleh Edward Berra dan sepak bola dipegang oleh David Allison.
Rossoneri
Warna merah dan hitam dipilih sebagai warna kostum klub oleh David Allison. Dari warna itulah muncul julukan rossoneri (rosso = merah, nero = hitam). Warna ini dipilih karena dianggap mewakili semangat berapi-api dan tak takut menantang tim mana pun. Sementara, lambang klub diambil dari lambang kota Milano dengan singkatan ACM dan pada 1899 sebagai tahun berdirinya klub.
Tim pertama ditangani oleh pelatih Herbert Kilpin. Mereka menggunakan stadion San Siro. Penyebutan nama San Siro digunakan oleh suporter AC Milan, sementara sebutan Guiseppe Meazza digunakan oleh pendukung Intermilan, walaupun sebenarnya kedua stadion itu sama. Penggunaan nama Guiseppe Meazza oleh pendukung Intermilan karena itu adalah nama pemain bintang dari klub tersebut.
Pada 1900, mereka memenangkan trofi pertama yang bertajuk Medaglia del Re (Medali Raja). Kemudian, 1901, 1906, dan 1907 mereka memenangkan liga nasional. Mulai memasuki 1908, petinggi Milan (sebutan singkat nama klub) mempertimbangkan untuk pemakaian pemain asing. Hal tersebut yang memicu perpecahan. Beberapa pemain hengkang dari klub dan mendirikan FC Internazionale Milano atau yang dikenal sebagai Intermilan.
Pada 1916, Milan memenangkan piala nasional yang telah berganti nama menjadi Liga Italia. Namun, kemenangan mereka dibatalkan karena pecahnya Perang Dunia I. Pada 1919, tim ini berganti nama menjadi Milan Football Club. Setelah kemenangan pertama pada tahun itu, mereka tidak bisa melanjutkan kejayaannya, walaupun tetap bermain di Serie A.
Rezim Fasis
Pada 1939, rezim fasis menerapkan kebijakan italianisasi. Artinya, semua nama tempat, simbol, atau apa pun harus menggunakan bahasa Italia. Itulah sebabnya klub ini berganti nama menjadi Associazione Calcio Milano.
Setelah Perang Dunia II berakhir, rezim fasis runtuh, nama tersebut ditinggalkan. Awalan ‘Associazione Calcio’ tetap digunakan, sedangkan nama ‘Milan’ sebagai nama klub dikembalikan semula. Sejak itu, nama klub AC Milan tetap bertahan sampai sekarang.
Sampai saat ini, Milan merupakan salah satu klub tersukses di Italia, bahkan dunia. Klub ini telah memenangkan 17 kali juara Serie A (scudetto), 5 kali juara Coppa Italia, 5 kali Piala Super Italia, 7 kali trofi Liga Champions, 4 kali Piala Super Eropa, dan 3 kali Piala Interkontinental.
Sejarah Liverpool
Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 tropi Liga Champions (dulu Piala Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.
Salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan John Holding dengan Everton FC, Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola Inggris. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui dua tim bernama Everton. Houlding pun akhirnya memilih nama Liverpool FC.
Tak butuh lama bagi Liverpool untuk mencicipi gelar di liga. Pada 1900/01, Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian. Final Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meski mereka dikalahkan Burnley 1-0. Liverpool sempat terseok-seok sebelum Bill Shankly datang sebagai manajer pada 1959. Shankly membenahi tim secara besar-besaran dan menggunakan sebuah ruangan bernama The Boot Room untuk menggelar rapat pelatih.
Kejayaan Liverpool bersama Shankly dilanjutkan Bob Paisley, yang antara lain sukses membawa Reds merengkuh trofi Eropa pertama. Pada 1972/73, Liverpool menyabet Piala UEFA dan menyusul Piala Champions empat tahun berikutnya. Periode keemasan Liverpool pun dimulai. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden Heysel dan Hillsborough pada 1980-an. Kedua insiden mengerikan tersebut memakan korban nyawa penonton sepakbola dan masih terus dikenang hingga saat ini. Kali terakhir Liverpool menjuarai liga adalah musim 1989/90 dan sudah terlalu lama mereka menunggu untuk mencicipi sukses pertama di era Liga Primer.
Dalam tradisinya, merah dan putih adalah warna klub. Namun dalam berkembangannya berubah menjadi merah pada era 1960an. Seperti lambang klub yang terus berkembang mengikuti perkembangan sejarah Liverpool, dengan dua nyala api yang dimasukkan ke dalam lambang klub setelah Tragedi Hillsborough untuk menghormati 96 suporter Liverpool yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Liverpool telah bermain di Anfield sejak didirikan, dan direncanakan untuk pindah ke stadiun yang baru di Stanley Park. Diperkirakan stadiun baru akan selesai pada 2011.
Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.
Liverpool berhasil mendapatkan treble winner, Liverpool mendapatkan dua gelar domestik (Piala Liga dan Piala FA) dan Piala UEFA pada musim 2000/01. Meskipun begitu, memenangi treble bukanlah hal yang baru bagi mereka. Pada 1984 mereka menjadi juara Piala Champions, Piala Liga dan Liga Inggris.
Langganan:
Postingan (Atom)